Selasa, 31 Maret 2020

Benarkah Kita Izinkan Anak Usia Sekolah Dasar Mengendarai Motor ?

104 Gambar Kartun Orang Naik Motor Terbaru - Gambar Kantun

      Anak adalah anugerah terbaik dari Tuhan untuk pasangan suami isteri. Anak merupakan penambah sempurnanya sebuah keluarga. Selain menjadi penyempurna anak juga sebagai pelipur lara bagi keluarga besar dari suatu pasangan. Semua keluarga dekat akan menyambut gembira bila mendengar sanak keluarganya mendapat anugerah atas kelahiran seorang anak. Oleh karena itu sebagai orang tua akan berusaha keras merawat dan menjaga anak-anaknya demi masa depan. Rasa kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak dapat diukur dengan materi bahkan usaha yang dilakukan demi anak-anaknya dari orang tua pun tidak mampu kita kalkulasikan. Begtulah adanya kasih sayang dan usaha orang tua terhadap anak-anaknya tercinta. Bisa dikatakan kalau demi anak nyawa pun rela untuk dikorbankan.
        Namun, kalau kita mau jujur rasa kasih sayang yang terlalu dari orang tua kepada anak terkadang sudah melanggar aturan atau ketetapan bersama bahkan suatu perundang-undangan. Mengapa ini bisa terjadi ? Hal tersebut dikarenakan emosional orang tua yang tidak tertahan bila melihat anaknya merengek atau meratap yang dibarengi dengan tetesan air mata. Sebagai orang tua pastilah tidak akan tega melihat hal itu terjadi. Sebagai contoh yang sering kita jumpai adalah anak balita dengan bebasnya memainkan gawai bahkan sudah bisa browsing internet dan anak usia SD sudah mengendarai sepeda motor di jalan umum.
          Pada kesempatan ini penulis ingin menguraikan masalah yang kedua yaitu tentang anak usia SD sudah mengendarai sepeda motor. Mengapa penulis tertarik terhadap hal tersebut ? Hal ini dikarenakan sering terjadi di lingkungan sekitar. Padahal pastinya orang tua anak tersebut sudah pasti paham akan aturan bahwa pengendara motor harus sudah memiliki SIM. Namun, dengan berbagai alasan yang diutarakan oleh orang tua sehingga anak seolah-olah mendapat pembelaan dari orang tua saat ditegur oleh guru maupun orang lain. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui efek dari pembiaran anak SD mengendarai sepeda motor adalah :
  1. Anak tidak merasa telah melanggar peraturan lalulintas yang ada.
  2. Mengacaukan sikap anak atas teguran dari guru sementara orang tua melegalkan.
  3. Dapat mempengaruhi anak-anak SD lainnya untuk melakukan hal yang sama.
  4. Membahayakan pengguna jalan lainnya.
  5. Emosi yang labil pada anak usia SD akan menimbulkan hal negatif di jalan umum.

Namun demikian, ada juga hal positif yang bisa kita pahami dari kasus tersebut yaitu :
  1. Anak menjadi tahu bahwa teknologi dapat mempermudah manusia.
  2. Mendidik mental anak menjadi lebih berani.
  3. Anak mampu menguasai diri pada keadaan tertentu.
       Namun demikian, kita selaku orang tua yang bijak dan cerdas harus bersikap bijaksana yaitu tetap menjujung tinggi aturan yang ada sehingga anak selaku generasi bangsa tidak terjerumus pada suatu hal yang menyesatkan dirinya yang pada akhirnya akan menjadi generasi yang suka mendobrak aturan lalu litas yang ada. Kita harus selalu memberikan ajaran yang positif dan berani bersikap tegas agar anak kita itu tidak melanggar aturan. Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang terbaik bagi putra-putri kita, (Sk, Apr20)


Sabtu, 28 Maret 2020

Benarkah "PR" dari sekolah masih dibutuhkan ?

Gambar Orang Menulis Kartun - Rumah Segala Gambar

          PR merupakan singkatan dari Pekerjaan Rumah, artinya adanya tugas dari sekolah yang harus dikerjakan di rumah sebagai tindak lanjut penuntasan pembelajaran di sekolah. Umumnya guru menberikan PR disebabkan keterbatasannya waktu yang tersedia dari program pembelajaran sehingga dianggap perlu untuk ditindaklanjuti di rumah dengan memberikan tugas rumah kepada anak didik.
           Beberapa tahun yang lalu pemberian PR kepada peserta didik menjadi polemik. Ada statement yang positif dan banyak juga yang berpendapat negatif. Sampai-sampai turun peraturan dari dirjen bahwa PR tidak dibolehkan. Intinya banyak yang melihat manfaat PR dari lapisan luarnya saja, padahal kalau ditilik lebih dalam saya sangat setuju guru memberikan tugas rumah kepada murid.
Pandangan saya terhadap PR yang harus dikerjakan oleh murid dirumah adalah sebagai berikut :
  1. PR dapat membantu orang tua sebagai kontrol learning.
  2. PR mendidik rasa tanggung jawab dan amanah kepada murid.
  3. PR mendekatkan hubungan orang tua dengan anak.
  4. PR meningkatkan hubungan emosional antara guru dan orang tua.
  5. PR dapat meningkatkan pemahaman murid akan suatu materi ajar.
         Namun demikian ada hal lain yang harus menjadi perhatian bagi guru sebelum memberikan tugas rumah kepada peserta didik yaitu :
  1. Adanya kepastian bahwa dalam minggu tersebut tidak boleh lebih dari tiga buah PR dari guru.
  2. Jumlah soal yang harus diselesaikan juga harus logis dan sesuai alokasi waktu yang ada.
  3. Limit waktu penyelesaian harus sesuai dan seimbang.
  4. Isi PR hanya sebagai penguatan materi ajar yang belum tuntas.
  5. Hasil kerja murid harus diapresiasi dengan penilaian portofolio.
      Atas dasar uraian di atas saya berpendapat bahwa PR bagi siswa itu hal yang wajar demi peningkatan pemahaman murid akan materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga kita harus menyikapi dengan positif apabila anak kita pulang dari sekolah membawa PR dari guru. Justru dengan adanya PR anak-anak kita akan lebih mendekatkan dirinya dengan buku artinya secara tidak langsung kita sudah mendukung dan mempercepat program literasi dari pemerntah. (Sk, Mar20)

Riuh Karena Bertanya, Baikkah ?

Guru dan Murid dalam konsepsi islam - Kumpulan Referensi

              Idealnya seorang guru selalu menginginkan bila sedang mengajar suasana kelas tenang dan adem ayem. Sebab, sang guru merasa menjadi aktor di depan kelas dan audiensnya hanya sebagai penonton. Guru semakin merasa hebat kalau saat ceramah penghuni kelas diam seperti patung. Sang guru merasa ia sangat dipatuhi dan disegani.
        Ternyata hal tersebut berbanding terbalik dengan suasana pembelajaran yang menuntut muridnya aktif. Sang guru hanya sebagai pelempar umpan saja dan pengambil keputusan akhir dari kesimpulan suatu materi. Suasana belajar lebih cenderung hidup disebabkan murid lebih banyak aktif saling bersahutan layaknya burung-burung yang berkicau di hutan.
           Guru yang bijaksana akan memberikan kesempatan besar pada muridnya untuk bersuara dalam pembelajaran. Suara murid yang bersahutan akan membangkitkan semangat sang guru dalam membagikan ilmu pada murid-muridnya. Suara yang agak gaduh dalam belajar justru akan membantu muridnya mendapatkan ilmu baru dari rekan-rekan yang berbicara.
        Pendidikan di kelas tidak hanya mentransfer ilmu melainkan guru juga harus mampu membangkitkan siswanya untuk berani berbicara. Salah satunya melatih murid mau berbicara adalah dengan memberi kesempatan seluas-luasnya untuk bertanya kepada guru. Adalah suatu pelajaran yang sangat berharga bagi seorang murid bila berani bersuara di kelas saat yang lain diam. Kalau hal ini tidak dibiasakan maka sang murid akan kehilangan keberanian bicara di depan umum.
                Sudah selayaknya kita sebagai pendidik lebih mementingkan sikap berani mengungkapkan pikiran anak didik dari pada hanya mendiktekan ilmu dengan ceramah. Sering dan selalu berusaha memancing murid untuk berbicara walaupun yang disampaikan siswa itu sederhana. Biasakan bertanya kepada setiap murid sebelum pembelajaran dimulai agar dia mau bicara mulai dari hal yang ringan misalnya tanyakan : 
Apakah sudah makan pagi ? 
Jam berapa bangun tidur tadi pagi ?
Siapa yang mengantarkan kamu ke sekolah ?
Kalimat tanya yang sederhana itu akan membantu murid menjawab dengan mudah, sehingga ia pun tidak ada rasa keraguan dalam menjawab karena takut salah.
Satu hal lagi yang harus  para guru terapkan adalah jangan marahi murid yang menjawab pertanyaan kita masih salah. Biarkan salah jangan disela atau ditegur langsung, biarkan dia selesai menjawab dulu. Sebab, kalau langsung disela atau disalahkan sampai kapan pun dia tidak berani lagi dia menjawab.
Semoga kita tetap memberikan kesempatan generasi bangsa untuk berbicara dihadapan umum agar menjadi tunas bangsa yang kritis dan memiliki solusi sesuai kompetensinya, (Sk, Mar 20)

               

Haruskah Penulisan ( s/d ) Dibiasakan ?

4 Cara untuk Mengurangi Kebiasaan Melamun yang Berlebihan

         Berkomunikasi secara tertulis dianggap sangat efektif karena apa yang disampaikan dapat dibaca berulang-ulang. Selain itu, hasil tulisan juga dapat dijadikan barang bukti tertulis. Namun dibalik kelebihan tersebut ternyata berkomunikasi secara tertulis ada terdapat kelemahan yang masih sering dilanggar oleh penulis berita. Kesalahan penulisan yang tidak mengikuti kaidah berbahasa adalah sangat sering dijumpai.
            Orang awam jarang mempedulikan kaidah penulisan yang benar kalau hanya berkomunikasi tertulis keseharian walaupun dalam lingkungan formal. Hal ini terjadi disebabkan anggapan bahwa yang terpenting pesan dalam tulisan tersebut sudah dipahami oleh si penerima. Penulis yakin bahwa penerima tidak akan komplain atas kesalahan kaidah penulisan yang terdapat di dalamnya.
            Hal umum yang sangat sering kita jumpai adalah penulsan singkatan s/d  pada surat undangan dan selebaran pengumuman dalam masyarakat. Pada kartu undangan seolah-olah penulisan tersebut dianggap sesuai dengan kaidah bahasa. Padahal, jelas bertentangan dengan kaidah bahasa yang terdapat dalam buku EBI. Sayangnya sedikit orang peduli akan kesalahan tersebut. Padahal bila ini dibiarkan akan berpengaruh negatif pada anak didik yang bisa mengurangi kepercayaan pada pendidik. Sebab, di sekolah aturannya jelas tapi yang didapat dalam lingkungannya berbeda.
       Padahal dalam aturan yang baku untuk menyatakan sampai dengan yang disingkat sudah ada ketentuan penulisan bakunya yaitu s.d. bukan s/d.  
Apabila kita akan menuliskan rentang waktu dari hari Senin sampai dengan hari Kamis penulisan yang benar bila disingkat adalah : hari senin s.d. Kamis.
Demikian halnya pada penulisan yang lain seperti :
  • Acara berlangsung dari pukul 09.00 s.d. 11.00 Wib.
  • Pembelajaran daring dimulai dari bulan Maret s.d. Mei 2020.

Semoga kita bisa menjadi pelopor kebahasaan dengan cara berani membiasakan menulis yang sesuai dengan kaidah bahasa. Dimulai diri diri sendiri. (Sk,320)

Kamis, 26 Maret 2020

Mengapa Harus Mendatangi ?


      Adanya jarak dalam berkomunikasi biasanya akan sering terjadi distorsi terhadap lawan bicara. hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satu diantaranya termasuk keterkaitan emosional konstituen. semakin kita dapat menjalin emosional dengan lawan bicara maka biasanya informasi yang kita transfer akan lebih mudah tercerna.
       Demikian halnya kita saat mengajar di dalam kelas. Bahkan saat kita akan memulai pembelajaran saa kita pun harus sering mendekat pd peserta didik dan menyapanya dengan penuh akrab agar kesiapan diri dari anak-anak kita itu benar-benar sempurna. Sehingga ketika menyampaikan materi ajar mereka dengan mudah dan nyantai menerima dan mencerna ilmu itu dengan mudah.
      Keberhasilan seorang pendidik dalam mentransfer ilmu kepada anak didik harus dikemas dalam strategi yang tepat agar segala hal yang disampaikan akan sampai dan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian anak didik tidak merasa seperti digurui bahkan yang dirasakan seakan-akan berdialog atau berkomunikasi dengan teman sebaya.
        Jangan sekali-kali menganggap hal yang sepele tuk dilakukan justru akan menjadi penghalang komunikasi di antara keduanya. Suasana kekeluargaan dalam KBM juga dapat meningkatkan persentase keberhasilan siswa. Sebab, anak merasa nyaman batinnya dan tidak tertekan apalagi merasa stres. 
          Sudah saatnya kita sebaga pendidik bisa mengatur jarak komunikasi dengan peserta didik supaya tujuan dari pembelajaran itu sendiri mudah tercapai. {Sk,320)

Pentingnya suatu penghargaan

     Dihargai adalah tuntutan yang ditunggu oleh siapa pun dari yang berusia muda sampai yang manula.Mengapa demikian ? Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suatu penghargaan yang diperoleh itu dapat menjadi api pemicu untuk berbuat lebih baik lagi dan merupakan pembakar adrenalin agar menadi yang luar biasa.
     Sudah selayaknya kita pendidik harus memiliki segudang kata dan harta untuk disampaikan kepada peserta didik yang telah berbuat baik sesuai arahan yang kita harapkan. Dengan sendirinya mereka akan lebih antusias bila nantinya kita berikan tugas atau pun amaran yang memang harus dilaksanakan.
      Namun akan terjadi sebaliknya bila seorang pendidik kikir akan menghargai peserta didiknya tentunya berimbas pada dirinya sendiri ketika berada di hadapan anak-anak. Mereka akan cuek dan seakan tidak patuh pada perintah kita karena mereka merasa apa yang mereka lakukan tidak kita apresiasi.
      Penghargaan yang kita berikan kepada peserta didk tidak harus berupa materi yang mahal, namun ucapan pun bisa menjadi penghargaan yang sangat berharga bagi anak didik bila kita sampaikan pada waktu yang tepat. Bahkan bagi mereka kata-kata yang kita sampaikan itu bisa dirasa melebihi dari benda seperti tropi atau uang. Sebab, ucapan tersebut langsung meresap ke  hati anak-anak.
    Oleh karenanya, marilah hai para penderma ilmu jangan medit dalam memberikan penghargaan pada anak didik kita kalau mereka sudah melakukan sesuatu yang kita perintahkan. Meskipun hasil kerjanya belum100% sesuai yang kita harapkan. Kita harus menyadari bahwa apap pun yang dilakukan anak didik kita tidak bisa serta merta sempurna semuanya. namun, yang namanya apresiasi haruslah kita berikan kepadanya. (Sk,320)

Kekompakan Perlu Dibina Sejak Dini


       Sepintas kita melihat anak-anak yang berlomba bakiak bersama itu hanya sekedar hiburan semata.Padahal kalau kita cermati mendalam ada pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan anak-anak ke depannya. Bayangakan saja ketika mereka berlomba masing-masing mengedepankan ego masing-masing pastilah mereka bukannya mencapai garis finish tetapi akan terjatuh di tengah perjalanan.
       Kalau tidak kita jelaskan pada anak-anak yang telah berlomba tentang manfaat permainan tersebut tentunya mereka hanya taunya tertawa kalau ada yang jatuh dan bersorak gembira bila mencapai garis finis terdepan. Akan tetapi, sebagai pendidik tentunya kita harus dapat menjelaskannya dengan baik akan hikmah permainan tersebut kepada peserta didiknya.
       Siswa SD mungkin agak kesulitan bila dimintakan mengungkapkan sendiri akan manfaat/nilai dari suatu permainan tanpa bantuan dari kita sebagai pendidik. Peranan kita sangat diharapkan pada waktu menjelaskan arti dari suatu permainan bagi peserta didik.
       Permainan bakiak beregu itu sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakan sesama pemain. Di sinilah poin utama yang harus kita sampaikan kepada anak-anak bahwa dalam kehidupan kerjasama itu modal dari keberhasilan dalam sebuah tim. Mustahil suatu tim akan sukses bila didalamnya tidak terjalin kerjasama dan kompak dalam bekerja.
jadi, sangatlah wajar biala kita selalu memberikan permainan pada peserta didik yang didalamnya selalu memiliki nilai pendidkkan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masa depan.  (Sk,320}

Kebersamaan Dalam Keluarga

Kebersamaan merupakan sebuah kata yang bermakna penting dalam segala lini kehidupan baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan lainnya...